Saturday, May 1, 2010

Ragam Kalimat Menurut A.A. Fokker


Ragam Kalimat Menurut A.A. Fokker
*Oleh: Sukrisno Santoso, Maret 2010

 
A. Pembagian Kalimat Berdasarkan Bangun Kalimat

1. Tipe kalimat
Pembagian kalimat berdasarkan bangun kalimat maksudnya adalah pengelompokan kalimat berdasarkan susunan unsur-unsur yang menduduki fungsi tertentu dalam kalimat. Dalam Pembagian ini, Fokker menggunakan istilah tipe-tipe kalimat penting. Menurut Fokker, tipe-tipe kalimat bahasa Indonesia terdiri atas sembilan macam yaitu:
(a) tipe kalimat pertama,
(b) tipe kalimat kedua,
(c) tipe kalimat ketiga,
(d) tipe kalimat keempat, 
(e) tipe kalimat kelima, 
(f) tipe kalimat keenam, 
(g) tipe kalimat ketujuh, 
(h) tipe kalimat kedelapan, dan 
(i) tipe kalimat kesembilan.

2. Kalimat Luas
Pembagian lain yang masih berhubungan dengan bangun kalimat adalah pembagian kalimat luas yang terdiri atas: (a) kalimat luas I, (b) kalimat luas II, dan (c) kalimat luas III.
a. Kalimat Luas I
Kalimat luas I adalah kalimat yang hubungan antara S dan P merupakan hubungan/relasi temporal, relasi kausal, relasi kondisional, relasi final, relasi konsesif, relasi sirkumstansial, dan relasi konsekutif.

Relasi temporal menggunakan kata-kata penghubung seperti: sebelum, sampai, (se)hingga, ketika, tatkala, (se)waktu, (se)masa, demi, sambil, seraya, dan lain-lain. 
Contoh kalimatnya:
(1) Semenjak orang tuamu meninggal, aku yang menjaga engkau.

Relasi kondisional terjadi apabila dalam bagian kalimat yang satu diungkapkan syarat untuk berlakunya sesuatu yang diungkapkan dalam bagian kalimat yang lain. 
Contoh kalimatnya:
(2) Terlambat sedikit mengerjakan perintah, sudah kena.

Relasi final adalah relasi yang menyatakan tujuan dari sesuatu yang diungkapkan pada bagian lain. Untuk menyatakan relasi final digunakan kata penghubung diantaranya: untuk, guna, agar, supaya, dan lain-lain. 
Contoh kalimatnya:
(3) Saya dibawa keliling untuk melihat-lihat rumah.
 
Relasi konsesif adalah apabila dalam bagian kalimat yang satu, sesuatu diterima, diakui atau dianggap, yang bertentangan dengan isi bagian yang lain, tetapi ia tidak dapat mempengaruhi. Contoh kalimatnya:
(4) Sebesar-besar luka, niscaya akan sembuh juga.
 
Relasi sirkumstansial terjadi apabila bagian kalimat yang pertama menyatakan keadaan terjadinya sesuatu yang disebutkan dalam bagian yang lain. 
Contoh kalimatnya:
(5) Tanpa dibaca lagi, surat itu dibungkusnya.
 
Relasi konsekutif adalah relasi yang menunjukkan akibat dari sesuatu yang diungkapkan pada bagian bagian lain. 
Contoh kalimatnya:
(6) Tentu ada yang penting, maka ia datang ke sini.

b. Kalimat Luas II
Kalimat luas II merupakan kalimat hasil merapatkan dua kalimat atau lebih yang setara. 
Contoh kalimatnya:
(7) Penduduk banyak merantau, mencari rezeki di negeri lain.

c. Kalimat Luas III
Kalimat luas III adalah kalimat yang dirapatkan dari kalimat-kalimat lain oleh elips. 
Contoh kalimatnya:
(8) Bunyi orang bertepuk tangan dengan hebat terdengar sampai di sini.

 
B. Pembagian Kalimat Berdasarkan Intonasi
Berdasarkan intonasinya kalimat bahasa Indonesia terdiri atas lima macam yaitu: (a) kalimat pertanyaan, (b) kalimat perintah, (c) kalimat permohonan, (d) kalimat keinginan, dan (e) kalimat larangan.

1.Kalimat Pertanyaan
Kalimat pertanyaan dibedakan atas tiga yaitu;
a. Pertanyaan untuk diakui
Bentuk pengakuan dari pertanyaan dapat dilakukan dengan cara mengulangi unsur yang esensial. 
Misalnya:
(9) Sudah ada keputusan? Sudah.
b. Pertanyaan untuk diingkari
Pertanyaan untuk diingkari dapat digunakan beberapa kata pengingkar seperti: tidak, bukan, dan belum. 
Misalnya:
(10) Orang itu sahabat tuan? Bukan.
c.Pertanyaan minta keterangan
Pertanyaan yang meminta keterangan ditandai dengan penggunaan kata tanya berikut: apa, mana, siapa, bagaimana, dan lain-lain. Kadang-kadang masih bisa diperkuat partikel kah. Misalnya:
(11) Siapakah anak muda itu?

2.Kalimat Perintah
Kalimat perintah, selain dapat dikenali dari intonasinya, juga dapat diketahui dari pemakaian bentuk tatabahasa yang khusus yaitu bentuk yang tidak memakai awalan me-. 
Misalnya:
(12) Duduklah!
(13) Perhatikanlah!

3.Kalimat Permohonan
Untuk menunjukkan permohonan dapat digunakan kata-kata seperti: mari, tolong, baiklah, hendaklah, kiranya, silakan dan lain-lain. 
Misalnya:
(14) Tolong ijinkan kami masuk!

4.Kalimat Keinginan
Kalimat yang menyatakan keinginan dapat menggunakan kata mudah-mudahan, moga-moga, dan barang. 
Misalnya:
(15) Mudah-mudahan mereka sampai dengan selamat.

5.Kalimat Larangan
Kalimat larangan dapat diungkapkan dengan kata jangan, dan dapat diperkuat dengan partikel lah. 
Misalnya:
(16) Jangan engkau berkata begitu.


DAFTAR PUSTAKA
Fokker, A.A. 1983. Pengantar Sintaksis Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita
Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: MUP UMS


-----------------------------------------------------------------
Download Ragam Kalimat Menurut A.A. Fokker (pdf)